Kamis, 05 Mei 2011

EPILEPSI

Bangkitan kejang merupakan manifestasi dari lepas muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat. Keadaan ini merupakan gejala terganggunya fungsi otak. Gangguan ini dapat disebabkan oleh factor fisiologis, biokimia, anatomis, atau gabungan faktor tersebut. Tiap-tiap penyakit atau kelainan yang dapat mengganggu fungsi otak, dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang yang dapat disebabkan oleh
banyak macam penyakit atau kelainan diantaranya trauma, infeksi, hipoksia, gangguan metabolic, tumor, anomali konginetal, herediter, kelainan degeneratif susunan syaraf pusat.
DIAGNOSIS
Untuk menentukan seorang menderita epilepsy adalah dengan memperoleh anmnesis yang dapat dipercaya atau melali inspeksi yaitu dengan melihat langsung saat serangan tersebut terjadi, namun sulit untuk menentukan penyakit atau yang menyebabkan terjadinya epilepsy. Tiap penderita harus diperiksa secara teliti dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

ANAMNESIS
Untuk  mengetahui bangkitan kejang atau epilepsy yang terjadi, kita perlu melakukan anamnesis mengenai :
·         Pola serangan, agar dapat diketahui focus serta klassifikasinya.
·         Lamanya (durasi) masing-masing keadaan tersebut.
·         Waktu serangan teradi (pagi, siang, malam, waktu mau tidur, sedang tidur, bangun tidur, mau bangun).
·         Frekuensi serangan.
·         Keadaan sebelum dan sesudah kejang.
·         Apakah ada rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan serangan (factor pencetus).
·         Demam, genetic.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yan dilakukan meliputi :
·         Pemeriksaan secara umum : tanda-tanda vital, kepala, jantung, paru, perut, hati, dan limpa, anggota gerak dsb.
·         Pemeriksaan neurologist : kesadaran, motorik dan mental, tingkah laku, system motorik, system sensorik, reflex fisiogis dan patologis.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
·         Pemeriksaan darah : darah rutin, pemeriksaan sesuai indikasi (missal: kadar gula darah, elektrolit).
·         Pemeriksaan cairan cerebrospinal (LCS) untuk mengetahui warna, kejernihan, jumlah sel, hitung jenis sel, kadar protein.
·         Pemeriksaan EEG : kira-kira 8-12 % dari penderita epilepsy mempunyai rekaman EEG yang normal.
·         Pemeriksaan radiologis : Ro, USG, CT.
·         Pemeriksaan psikologis dan psikiatri : tidak jarang anak yang menderita epilepsy mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah (retardasi mental), gangguan tingkah laku (behavior disorder), gangguan emosi, hiperaktif.

PENGOBATAN
Pengobatan Kausal
Pengobatan ini dilakukan guna mengatasi penyebab dan pengobatan ditujukan terhadap gejala epilepsinya. 

Pengobatan rumat
Penderita epilepsy umumnya cenderung untuk mengalami serangan kejang secara spontan, tanpa factor pencetus yang kuat dan nyata, tidak dapat diramalkan pula kapan bangkitan kejang akan timbul. Timbulnya serangan kejang harus dicegah, karena hal I tersebut dapat menimbulkan cidera atau kecelakaan disamping dapat menimbulkan kerusakan pada otak.. Untuk itu pada penderita epilepsy diberikan obat antikonvulsion secara rumat.

Pengobatan masa akut
Status konvulsivus atau status epileptikus ialah keadaan dengan serangan kejang yang berlangsung secara berturut-turut. Status konvulsivus merupakan keadaan gawat darurat sehingga bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kematian atau cacat di otak. Kejang yang terjadi pada seorang anak harus segera diatasi, sedapat-daptnya diberikan antikonvulsion yang bekerja cepat, misalnya diazepam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar