Sabtu, 23 April 2011

ASMA PADA ANAK

Diagnosis asma secara klinis praktis adalah adanya gejala batuk dan atau mengi berulang, terutama pada malam hari (noktural ), reversible ( dapat sembuh spontan atau dengan pengobatan ) dan biasanya terdapat atropi pada atau keluarganya.
Dasar kelainan pada asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eisonofil, dan limfosit T. Inflamasi ini berhunungan dengan hiperaktifitas jalan nafas terhadap berbagai rangsangan.
Riwayat asma dan atau atropi pada pasien maupun keluarganya akan menunjang diagnosis. Yang dimaksud serangan asma akut adalah terjadinya peningkatan gejala secara progresif.

DEFINISI
Asma adalah suatu penyakit saluran nafas bagian bawah sebagai akbat meningkatnya kepekaan trakea & bronkus terhadap berbagai rangsangan, dan ditandai dengan penyempitan yang luas pada saluran nafas, bersifat reversible baik secara spontan maupun dengan pengobatan ( American Thoracic Society, Committee Asthma, 1962)
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas, dimana otot polos berkontriksi berlebiahan dan member respons abnormal terhadap stimulus eksternal ( hiperresponsif bbronkial) dan adanya remodeling paru.
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodic berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan.

ANATOMI JALAN NAFAS
Saluran penghantaran udara
Hidung : udara disaring, dihangatkan, dilembabkan ….> faring ….> laring …> trakea ….> karina ….> bronkus utama kiri dan kanan …. > bronkus lobaris …> bronkus segmentalis ….> bronkiolus terminalis

Unit fungsional paru ( tempat perputaran gas )
Asinus
1.       Bronkiolus respiratorius
2.       Ductus alveolaris
3.       Sakus alveolaris terminalis

ETIOLOGI
Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus (hiperreaktifitas bronkus ). Hiperaktifitas bronkus ini belum diketahui dengan jelas penyebabnya. Diduga karena adanya hambatan sebagai system adrenergic, kurangnya enzim adenilsiklase dan meningginya stonus system parasimpatik. Keadaan demikian menyebabkan mudah terjadinya kelebihan tonus parasimpatik kalau ada rangsangan sehingga terjadi spasme bronkus.
Banyak factor yang turut menentukan derajat reaktifitas dan iritabilitas tersebut. Faktor genetic, biokimiawi, saraf otonom imunologis, infeksi, endokrin, psikologis dan lingkungan lainnya dapat turut serta dalam proses terjadinya manifestasi asma. Karena itu asma disebut penyakit yang multifaktorial.
Asma (hipeeaktifitas bronkus ) agaknya diturunkan secara polgenik. Alergi (atropi ) salah satu factor pencetus asma juga diturunkan secara genetic tapi belum pasti bagaimana caranya.

KLASIFIKASI ASMA
Pengelompokkan asma terantugn pada derajat penyakitnya (aspek kronik ) dan derajat serangannya ( aspek akut ).
Berdasarkan derajat penyakitnya, asma dibagi menjadi :
1.       Asma episodic jarang / ringan (75%)
Gejala hanya sesekali timbul. Biasanya terdapat pada anak umur 3-6 tahun. Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas. Banyaknya serangan 3-4 kali dalam satu tahun. Lamanya serangan paling lama beberapa hari saja. Gejala-gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari.
2.       Asma Episodik sering / sedang (20%)
Gejala lebih sering timbul. Pada 2/3 golongan ini serngan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun. Pada awalnya, serangan berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas. Banyaknya serangan 3-4 kali dalam satu tahun dan tiap kali serangan beberapa hari sampai minggu. Umumnya gejala paling jelek terjadi pada malam hari dengan batuk dan mengi yang dapat menggangu tidur.
3.       Asma persisten / berat (5%)
Gejala timbul terus menerus, hampir setiap hari.
Pada 25 % anak golongan ini seranganpertama terjadi sebelum umur 6 bulan, 75 % sebelum umur 3 tahun.  50% anak terdapat mengi yang lama pada 2 tahun pertama dan pada 50% sisanya serangan periodic. Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadinya obstruksi saluran nafas yang persisten dan hampir selalu terdapat mengi  tiap hari.
Berdasarkan derajat serngannya asma dikelompokkan menjadi :
1.       Serangan asma ringan
2.       Serangan asma sedang
3.       Serangan asma berat.

PATOLOGI
Asma ditandai tiga kelainan utama pada bronkus yaitu bronkokontriksi otot bronkus (otot didnding saluran nafas mengkerut ), inflamasi mukosa (dinding saluran nafas membengkak ) dan bertambahnya secret yang  berada di jalan nafas ( saluran nafas terisi banyak lender ) hasil akhir saluran nafas menyempit.
Pada stadium permulaan terlihat mukosa jalan nafas pucat, terdapat eema dan sekresi lender bertambah. Lumen bronkus dan bronkiolus menyempit akibat spasme. Terlihat kongesti pembuluh darah, infiltrasi sel eosinofil bahkan juga dalam secret didalam lumen saluran nafas. Bila serangan terjadi sering dan lama atau dalam stadium stadium lanjut, akan terlihat deskuamasi epitel, penebalan membrane hialin basal, hiperplasi serat elastin, dan hiperplasi dan hipertropi otot bronkus dan jumlah sel goblet bertambah. Kadang-kadang pada asma menahun atau pada serangan yang berat terdapat penyumbatan bronkus oleh mucus yang kental yang mengandung eosinofil.

TANDA KLINIS ASMA
Stadium I
Edema d.d bronkus : batuk
Stadium II
Sekresi bronkus : batuk kering, sputum jernih, sesak, mengi, ekspirasi memanjang.
Stadium III
Obstruksi & spasme bronkus meningkat  : nafas cepat dangkal, suara nafas tidak terdengar.

IMUNODIAGNOSIS ASMA
1.       Hitung eosinofil
2.       IgE total ……..> penyebab alergi (infeksi virus /alergi)
3.       igE spesifik …> mencari allergen penyebab ( controversial )
4.       uji kulit ………> penyebab asma ( allergen)

PENCEGAHAN SERANGAN ASMA
Pencegahan serangan asma teerdiri atas :
1.       Penghindaran factor pencetus
2.       Pemakaian oabat dengan tepat : jenis, dosis, cara, dan waktu/ jaraknya.
3.       Pencegahan dini mulai pada ibu hamil, bayi, ibu menyusui dan seterusnya
.
PENANGGULANGAN ASMA DENGAN OBAT
Obat pereda
Meredakan gejala asma, berupa kombinasi obat :
1.       Pengendor otot saluran nafas yang mengkerut
2.       Pengencer lender, mempermudah pengeluaran lender di saluran nafas.
3.       Penghilang pembengkakakn dinding saluran nafas 

Obat pengendali
Mencegah timbulnya gejala yang sudah reda, dengan mengurangi peradangan di saluran nafas.
1.       Bronkolilator
Adrenalin : 0,01 ml/kgBB.hari ( Lar I/1000)
Efedrin : 1 mg/ tahun/kali.
Agonis beta2 : salbutamol, terbutalin, fenoterol.
Metilsantin : teofilin, aminofilin.
Antikolinergik : ipratropium bromide.

2.       Anti inflamasi
Kortikosteroid, Na kromoglikat, ketotifen
3.       Mukolitik

IMUNOTERAPI ASMA
1.       Bukan tindakan rutin
2.       Tujuan : membentuk Ab bloking (IgG) dalam serum untuk cegah ikatan Ag yang masuk dengan IgE.
3.       Masih kontroversi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar