Sabtu, 23 April 2011

SYNDROM GAWAT NAFAS PADA NEONATUS


Sindrom gawat nafas pada neonates (SGN) atau respirasi distress syndrome, RDS merupakan kumpulan gejala klinis pada bayi baru lahir berupa kesulitan bernafas yang ditandai dengan gejala klinis pada bayi baru lahir berupa kesulitan nafas yang ditandai dengan gejala utama takipnea ( frekuensi pernafasan > 60 x/menit ), sianosis ( lidah biru pada suhu ruangan), retraksi dan merintih.
RDS sering ditemukan pada bayi premature akibat dari kurangnya produksi surfaktan yang diproduksi tubuh pada skehamilan antara usia 34 dsampai 37 minggu, juga dikenal dengan istilah Hyalin Membrane Disease (HMD). 
Insiden berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat badan. Artinya semkin muda usia kehamilan ibu, semakin tinggi terjadinya RDS pada bayi tersebut. Sebaliknya semakin tua usia kehamilan, semakin rendah kejadian RDS.
RDS terjadi ketika jumlah surfaktan tidak cukup didalam paru sehingga alveoli kolaps dan membuatnya sulit terbuka kembali. Surfaktan merupakan zat kimia esensial (fosfolipid) yang disekresi oleh epitil alveoli untuk pengembangan paru yang dapat merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan mampu menahan sisa udara fungsional.
Presentase kejadian menurut usia kehamilan adalah 60-80% terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu, 15-30% pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi cukup bulan (matur). Insiden pada bayi premature kulit putih lebih tinggi dari pada bayi kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan (Nelson, 1999)

ETIOLOGI
1.       Kelainan paru
Respiratory distress syndrome / hyaline ambrane disease / penyakin ambran hialin : premature, ibu diabetes mellitus ( tidak terkontrol ), timbul saat lahir atau segera setelah lahir, progresif dalam 48-72 jam, bayi letargi, terjadi edema perifer, foto rontgen dada tampak paru kecil (small lungs) dengan gambaran granular pada lapang paru..
·         Aspirasi mekoneum : matur/ premature, pertumbuhan janin terhambat (PJT), saat dilakukan penghisapan dari mulut dan jalan nafas atas terdapat mekonium, foto rontgen dada menunjukkan hiperinflasi dengan banyak white areas dari paru yang kolaps.
·         Wet lung disease.
·         Pneumonia.
·         Pneumotoraks.
·         Perdarahan paru
·         Paru yang imatur
·         Hipertensi pulmonal.
2.       Kelainan di luar paru
Sumbatan jalan nafas atas
Jantung                                     :PJB
Kelainan metabolic                   : hipoglikemia, asidosis metabolic, hipokalsemia, hipotermia.
SSP                                         : perdarahan, obat-obatan, edema, hipoksia
Darah                                      : kehialangan darah akut, hipoksemia, transfusi darah fetus,
                                                  hiperviskositas.
Dinding toraks                         ; distrofi toraks, miastenia grafis, pneumodiastinum, hernia
                                                  diafragmatika.

PATOFISIOLOGI
Bayi premature lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. Hal ini merupakan factor kritis dalam terjadinya RDS. Ketidaksiapan paru menjalankan fungsinya tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya surfaktan.
Surfaktan adalah substansi yang memudahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan menahan sisa udara fungsional (kapasitas residu fungsional) (Ilmu Kesehatan Anak, 1985).
Aktifitas pernafasan sudah terjadi sebelum janin ldiahirkan. Paru membuat gerak respirasi dan cairan (surfaktan) dikeluarkan melalui alveoli untuk meningkatkan surface area paru, hal ini terjadi selama trimester akhir kehamilan. Bayi premature lahir dengan alveoli yang tidak berkembang dan tidak mampu memompa sehingga aliran darah paru terbatas dan menyebabkan kolaps (atelektasis).


MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis RDS tergantung pada kematangan paru sebaai factor penyebab dan tentunya tergantung dari usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan, semakin berat gejala klinis yang ditunjukkan. Gejala dapat tampak pada 24 jam pertama yaitu :
·         Diapnoe
·         Merintih (grunting)
·         Tikpneu (FP >60x/menit )
·         Retraksi dinding dada
·         Sianosis
Tanda lain yang dapat terjadi adalah hipoksia, dimana kondisi ini dapat menimbulkan kematian dan deficit neurologis yang dapat menyebabkan cacat fisik dan mental. Diagnosis dini dan tatalaksana yang baik sangat penting, guna mengatasi kondisi tersebut dan meminimalkan / menghindari terjadinya komplikasi.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.       Foto toraks
2.       AGD
3.       Glukosa darah
4.       Elektrolite darah
5.       DPL
6.       EKG
7.       USG kepala.
Pemeriksaan
1.       Penyakit membrane hialin ….> shake test
·         0,5 ml aspirat lambung dalam tabung reaksi
·         Tambahkan NaCL 0,9% 0,5 ml.
·         Tambahkan 1 ml etanol 95%
·         Kocok 15 detik dan biarkan 15 menit dalam posisi tegak.
2.       Hasil
(+) … .…> gelembung-gelembung membentuk cincin
(-) …..…> tidak ada gelembung
Ragu ….> gelembung tapi tidak membentuk cincin

PENCEGAHAN
1.       Tindakan yang efktif untuk mencegah terjadinya RDS adalah :
2.       Mencegah kelahiran < bulan (premature)
3.       Pencegahan kelahiran bayi PJT
4.       Pengendalian kadar gula darah ibu hamil yang DM
5.       Optimalisasi kesehatan ibu hamil
6.       Kortikosteroid pada kehamilan kurang bulan yang mengancam.

DIAGNOSIS
1.       Faktor kehamilan
·         Kurang bulan
·         PJT
·         Ibu DM
·         Lebih bulan
·         Gawat janin
·         infertilitas
·         Penyakit kronis ibu.
2.       Partus
·         Infeksi intra partum
·         Partus tindakan
·         Partus dengan obat sedative.
3.       Bayi
·         Apgar skor rendah
·         BMK
·         BBLR
·         Cacat bawaan
·         NKB
·         Takipneu.

PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap RDS meliputi tindakan pendukung yang sama dengan pengobatan pada bayi premature dengan tujuan mengoreksi ketidakseimbangan.
1.       Penanganan awal
·         Berikan O2 2 l/menit
·         NGT
·         NPO
·         IVFD
·         Inj. Vit K1 1 mg IM untuk mencegah terjadinya perdarahan
2.       Perawatan selanjutnya
·         Pemantauan suhu tubuh
·         Pemberian O2 (CPAP, ventilator)
·         Berikan cairan parenteral (IVFD) dengan dekstrose 5-10% (hr 1 dan II) elektrolit 2-4 mEq/kgBB/hari. Asidosis …> koreksi 0,3 x BB x deficit basa
·         Pencegahan infeksi dengnan antibiotic
·         Pengisapan lender saluran napas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar