Selasa, 09 Agustus 2011

Sindrom Gawat Nafas pada Neonatus



Sindrom Gawat Nafas pada Neonatus (SGN) atasu respiratory distress syndrome, RDS merupakan kumpulan gejala klinis pada bayi baru lahir berupa kesulitan bernafas, yang ditandai degan gejala utama takipnea (frekuensi pernafasan > 60 x/menit), sinosis sentral ( lidah biru pada suhu ruangan), retraksi dan merintih.

RDS sering ditemukan pada bayi premature akibat dari kurangnya produksi surfaktan yang diproduksi tubuh pada kehamilan antaara usia 34 sampai 37 minggu, juga dikenal dengan istilah Hyalin Membrane Disease (HMD). Insiden berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat badan. Artinya semakin muda usia kehamilan ibu, semakin tinggi kejadian RDS pada bayi tersebut. Sebaliknya semakin tua usia kehaamilan, semakin rendah kejadian RDS.

RDS terjadi ketika jumlah surfaktan tidak cukup didalam paru sehingga alveoli kolaps dan membuatnya sulit terbuka kembali. Surfaktan merupakan zat kimia esensial  (fosfolipid) yang disekresi oeleh epitel alveoli untuk penermbangan paru yang dapat merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan mampu menahan sisa udara fungsional.

Presentasi kejadian menurut usia kehamilan adalah 60-80% terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu, 15-30% pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi cukup bulan (matur). Insiden pada bayi premature kulit putih lebih tinggi dari pada bayi kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari pada bayi perempuan (Nelson, 1999).

Etiologi
Kelainan Paru
RDS / HMD/ penyakit membrane hialin: premature, ibu diabetes mellitus ( tidak terkontrol), timbul saat lahir atau segera setelah lahir, progresif dalam 48-72 jam, bayi letargi, terjadi edema perifer, foto rontgendada tampak paru kecil (small lungs) dengan gambaran granular pada lapang paru.
Aspirasi mekonium : matur /premature, pertumbuhan janin terhambat (PJT), saat dilakukan penghisapan dari mulut dan jalan nafas atas terdapat mekonium, foto rontgen dada menunjukkan hiperfentilasi dengan banyak white areas dari paru yang kolaps.
Wet lungs disease
Pneumonia
Pneumotorakz
Perdarahan paru
Paru yang imatur
Hipertensi pulmonal

Kelainan di luar paru
Sumabtan jalan nafas atas
Jantung : PJB
Kelainan metabolic : hipoglikemia, asidosis metabolic, hipokalsemia, hipotermia,
SSP : perdarahan, obat-obatan, edema, hipoksia
Darah : kehilangan darah akut, hipoksemia, tranfusi darah fetus, hiperviskositas.
Dinding toraks : distrofi toraks, miastenia grafis, pneumodiastinum, hernia diafragmatika.

Patofisiologi
Baayi premature lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. Hal ini merupakan faktor kritis dalam terjadinya RDS. Ketidakksiapan paru menjalankan fungsinya tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya surfaktan.
Surfaktan adalah substansi yang memudahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan menahan sisa udara fungsional (kapasitas residu fungsional ) ( Ilmu kesehatan anak, 1985)
Aktifitas pernafasan sudah terjadi sebelum janind dilahirkan. Paru mebuat gerak respirasi dan cairan (surfaktan) dikeluarkan melalui alveoli untuk meningkatkan surface area paru, hal ini terjadi selama trimester akhir kehamilan. Bayi premature lahir dengan alveoli yang tidak berkembang dan tidak mampu memompa sehingga aliran darah paru terbatas dan menyebabkan kolaps (atelektasi).

Manifestasi klinis
Manifestasi klinis RDS tergantung pada kematangan paru sebagai faktor penyebab dan tentunya tergantung dari usaia kehamilan saat bayi dilahirkan. Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan, semakin berat gejala klinis yang ditunjukkan. Gejala dapat tampak pada 24 jam pertama yaitu:
Dispneu
Merintih (grunting)
Takipneu (FP > 60x/menit)
Retraksi dinding dada
Sianosis
Tanda lain yang dapat terjadi adalah hipoksia,  dimana kondisi ini dapat menimbulkan kematian dan deficit neurologis yang dapat menyebabkan cacat fisik dan mental. Diagnosis dini dan tatalaksana yang baik sangat penting, guna mengatasi kondisi tersebut dan meminimalkan/ menghindari terjadinya komplikasi.

Pemeriksaan Diagnostik
Foto thorax
AGD
Glukosa darah
Elektrolit darah
DPL
EKG
USG kepala

Pemeriksaan
Penyakit membrane hialin à shake test
0,5 ml aspirat lambung dalam tabung reaksi
Tambahkan NaCl 0,9% 0,5 ml
Tambahkan 1 ml etanol 95%
Kocok 15 detik dan biarkan 15 menit dalam posisi tegak.

Hasil
(+) à Gelembung-gelembung membentuk cincin
(-) à tidak ada gelembung
Ragu à gelembung tapi tidak membentuk cincin

Pencegahan
Tindakan yange efektif utntuk mencegah RDS adalah:
Mencegah kelahiran < bulan (premature)
Pencegahan kelahiran bayi PJT
Pengendalian kadar gula darah ibu hamil yang DM
Optimalisasi kesehatan ibu hamil
Kortikosteroid pada kehamilan kurang bulan yang mengancam

Diagnosis
Pengenalan dini kemungkinan terjadinya RDS
Faktor kehamilan
Kurang bulan
PJT
Ibu DM
Lebih bulan
Gawat janin
Penyakit kronis ibu

Partus
Infeksi intra partum
Partus tindakan
Partus dengan obat sedative

Bayi
Apgar skor rendah
BMK
BBLR
Cacat bawaan
NKB
Takipneu

Penatalaksanaan
Pengobatan terhadap RDS meliputi tidnakan pendukung yan sama dengan pengobatan pada bayi premature dengan tujuan mengoreksi ketidakseimbangan

Penanganan awal
Berikan O2 2 liter/menit
NGT
NPO
IV fluid
Inj. Vit K1 1 mg IM

Perawatan selanjutnya
Pemantauan suhu tubuh
Pemberian O2 (CPAP, ventilator)
Berikan cairan parenteral (IV fluid ) dengan dextrose 5-10% (hr I dan II) elektrolit 2-4 mEq/kgBB/hari. Asidosis -à koreksi 0,3xBBxdefisit basa
Pencegahan infeksi dengan antibiotika
Pengisapan lender saluran nafas.

1 komentar: