Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hamper semua oragan tubuh dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
Tuberculosis paru merupakan penyakit serius terutama pada bayi dan anak kecil kecil. Anak dengan malnutrdisis dan anak dengan gangguan immunologis. Sebagian besar anak menderita tuberculosis primer pada umur muda dan sebagian besar simptomatik dan sembuh spontan tanpa gejala sisa. Pada sebagian pasien penyakit berkembang menjadi tuberculosis post primer.
Di Negara sedang berkembang tuberculosis paru
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, misalnya di Indonesia. Berdasarkan sensus kesehatan rumah tangga tahun 1995 TB paru merupakan penyebab kematian ke-3 dan Indonesia merupakan prevalensi Negara ke-3 tertinggi di dunia. WHO menyatakan bahwa jumlah kasus TB sekitar 90 juta kasus dengan 30 juta kematian karena TB.BACTERIOLOGY
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um. Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dingin ( dapat bertahan selama bertahun-tahun dalam lemari es ). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi tuberculosis aktif lagi.
Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositosis malah kemudian disenanginya karena banyak mengandung lipid. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian apical paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lain sehingga bagian apical ini merupakan tempat predileksipenyakit tuberculosis.
PATOGENESIS
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultra violet, ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasnana lembab kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang trakeo-bronkial beserta gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, ia tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru-paru akan membentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau efek primer.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening, menuju hilus ( limfangitis local ), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus ( limfadenitis regional ). Sarang primer dan limfangitis local serta limfadenitis regional disebut kompleks primer.
Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi:
1. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat.
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotic, kalsifikasi ini di hilus atau kompleks (sarang ) Ghon.
3. Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru disebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum da ludah sehingga melnyebar ke usus.
4. Secara limfogen, keorgorgan lai tubuh lainnya
5. Ecara hematogen, ke organ tubuh lainnya.
GAMBARAN KLINIS TB ANAK
Gejala Umum
1. BB menurun atau tidak naik ( IKA: 67%)
2. Anoreksia dengan gagal tumbuh (IKA :74,7%)
3. Demam lama/berulang, keringat malam (IKA : 81%)
4. Pembesaran KGB, tidak nyeri & multiple
5. Batuk lama (IKA :78,4%)
6. Diare persisten
Gejala Spesifik
Gambaran milier, meningitis, spondilitis, limfadenitis, TB kulit, konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid.
Dasar diagnosis
a. Riwayat kontak dengan penderita TB
Shaw & Wynn (’53) Kontak BTA (+) ………………> 65% uji tuberculin (+)
Kontak Biakan (+) …………..> 25% uji tuberculin (+)
Kontak BTA /Biakan (-) ……> 17% uji tuberculin (+)
Sastraatmadja (’83) Kontak TB ………………………..> 1/107 uji tuberculin (+)
Resiko infeksi TB ………………> 1,86 kali.
b. Gambaran klinis
1) Batuk kronik berulang yang bukan asma
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun atau sulit naik setelah penanganan gizi adekuat
4) Keringat malam
5) Malaise
6) Diare kronik yang tidak ada perbaikan dengan penanganan diare
7) Kejang, kesadaran menurun atau defisist neurologis pada meningitis.
c. Pemeriksaan penunjang
1) Uji tuberculin dengan mantoux test ………..> infeksi TB
2) MPB-64 ……….> TB aktif (binatang percobaaan)
3) IKA RSCM ….> rutin 65% kasus.
d. Pemeriksaan darah tepi
Tidak spesifik : Hb menurun, LED meningkat, dan limfositosis
e. Pemeriksaan radiologis
Gambaran tidak spesifik : Infiltrat (27,2%)
Infiltrat+pemb KGB hilus /paratakeal (13,6%
Millier (26,1%)
Efusi Pleura (5,6%)
f. Pemeriksaan bakteriologis
Sediaan sputum BTA (penting)
Kendala : teknik pemeriksaan ……> specimen sulit didapat
TB dini …………………………> jumlah kuman sedikit
OAT
g. Pemeriksaan penunjang lainnya.
PCR ….> sangat sensitive …..> fals (+)
RIA ….? Tidak dapat membedakan TB aktif /infeksi TB
Elisa ...> sensitivitas + spesifitas tidak adekuat.
GAMBARAN RADIOLOGIS PARU
1. Pembesaran kelenjar
2. Fokus primer
3. Atelektasis
4. Kavitas
5. Tuberkuloma
6. Pneumonia
7. Air trapping
8. Trakeobronkitis
9. Bronkiektasis
10. Efusi pleura
11. Gambaran milier.
Kriteria diagnosis yang digunakan pada sitem scoring IDAI
Hal-hal yang mencurigakan TB :
1. Mempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TB yang BTA (+)
2. Tes tuberculin yang positif ( > 10 mm).
3. Gambaran foto rontgen sugestif TB.
4. Terdapat reaksi kemerahan yang cepat dalam 3-7 hari setelah imunisasi dengan BCG.
5. Batuk-batuk lebih dari 3 minggu.
6. Sakit dan demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas.
7. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas/ berat badan kurang baik yang tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi ( failure to thrive).
8. Gejala-gejala klinis spesifik ( pada kelenjar limfe, otak, tulang, dll ) 3 ( +) dianggap TB
PENGOBATAN
1. Permulaan intensif
2. Kombinasi 3 atau lebih OAT
3. Teratur dan lama
4. Pemberian gizi yang baik
5. Pengobatan dan pencegahan penyakit lain
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
1. Isoniasid (INH)
5-15 mg/kgBB/hari, max 300 mg/hari oral 1-2 x/hari
2. Rifampicin
10-20 mg/kgBB/hari max 600 mg/hari oral 1-2 x/hari, perut kosong.
3. Pirazinamid
15-30 mg/kgBB/hari, max 2 gram/hari oral 1-2x/hari (20-40 mg/kgBB/hari)
4. Streptomisin
20-40 mg/kgBB/hari, max 1 gram/hari intramuskular
PENCEGAHAN DAN PENDIDIKAN
1. Perbaikan sosio ekonomi
2. Kemoprofilaksis
3. Imunisasi BCG pada semua bayi baru lahir.
4. Cari kemungkinan TB paru pada orang tua dan skrining untuk yang lain dan obati semua sesuai diagnosis.
5. Jelaskan kepada pasien dan orang tua bahwa TB adalah penyakit menular. TB dapat dicegah dengan cara yang murah dan dapat disembuhkan dengan pengonbatan yang teratur.
KEMOPROFILAKSIS PRIMER
1. Mencegah infeksi
2. Anak kontak denganpasien TB aktif, tetapi belum terinfeksi ( uji tuberculin negative)
3. Obat INH 5-10 mg/kgBB/hari
KEMOPROFILAKSIS SEKUNDER
Mencegah penyakit TB pada anak yang terinfeksi :
1. Mantoux (+), Ro (-), klinis (-) :
· Umur < 5th
· Kortikosteroid lama
· Limfoma, Hodgkin, lekemi.
· Morbili, pertusis
· Akil baliq
2. Konversi Mt (-) menjadi (+) dalam 12 bl, Ron (_), klinis (-)
Obat INH 5-10 mg/kgBB/hari
KOMPLIKASI TUBERKULOSIS PRIMER
1. Komplikasi kompleks primer
· Fokus primer : kavitas, efusi pleura, dll
· Kelenjar : menekan bronkus, dll
2. Penyebaran hematogen
· Tuberkulosis milier
· Meningitis TB.
· TB tulang dan sendi
· TB ginjal, dll.
3. Per kontinuitatum
4. Penyebaran limfogen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar