Gangguan pernafasn akut merupakan salah satu masalah kedaruratan yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Penilaian yang cepat dan tindakan yang tepat dapat mencegah dapat mencegah pada henti nafas jantung.
Pneumonia adalah radang pada parnekim paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang terjadi pada masa kanak-kanak dan sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai penyakit primer dan dapat juga akibat penyakit komplikasi. Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna.
Di negara berkembang
pneumonia mempunyai morbiditas yang tinggi, sedangkan di negara sedang berkembang penyakit ini mempunyai mortalitas yang tinggi yaitu 30-70 kali lebih tinggi disbanding negara berkembang.Di Indonesia pneumonia banyak terjadi pada anak usia <5 tahun dengan tingkat morbiditas 10-20 % dan tingkat mortalitas 6/1000. Setiap tahunnya pneumonia membunuh sekitar 150000 / tahun, yang berarti setiap bulannya ada seitar 12500 anak yang meninggal karena pneumonia.
ETIOLOGI
Etiologi pneumonia umunya adalah bakteri yang sering sebagai penyebab pneumonia pada anak di negara berkembang ialah streptokokus pneumonia dan hemofilus influenza. S Pneumonia tercatat menimbulkan lebih dari 90 % pneumonia bakteri. Pada bayi dan anak kecil S Aureus menyebabkan pneumonia berat, serius, sangat progresif dengan mortalitas tinggi. Penyebab lain Mycoplasma pneumonia sering pada anak besar , mycobacterium tuberculosis, virus seperti RSV, Adenovirus, Cytomegalovirus dan virus influenza.
Di negara sedang berkembang : bacterial > viral ( Shann, 1986) : bakteri ….> 60%, ( Turner, 1987); di negara maju, bakteri ….> 19% ; virus ….> 39% umumnya mikroorganisme penyebab terisap ke paru melalui saluran napas. Mula-mula terjadi edema karena reaksi jaringan, kuman berproliferasi dan menyebar ke jaringan sekitar.
Bakteri penyebab
1. Streptococcus pneumonia
2. Hemophilus influenza
3. Staphylococcus aureus
4. Streptococcus group A-B
5. Klibsiella pneumonia.
6. Pseudomonas aeruginosa
7. Clamydia spp
8. Micoplasma pneumonia.
PATOLOGI DAN PATOGENESIS
Penyakit pneumonia diawali dengan masuknya mikroorganisme kedalam jaringan paru-paru melalui jalan nafas, aliran darah, aspirasi benda asing atau transplasental selama persalinan pada neonates. Untuk mencapai bronkiolus dankemudian ke alveolus sekitarnya. Pneumonia disebabkan oleh suasatu atau lebih agens berikut : virus, bakteri, mikroplasma, dan aspirasi substansi asing. Pola penyakitnya tergantung pada hal-hal berikut ini : agens penyebab, usia anak, reaksi anak, luasnya lesi dan derajat obstruksi bronkus.
Terdapat 4 stadium pada penyakit pneumonia yaitu :
Stadium hipermia/ kongesti
Bakteri mencapai ……> jalan nafas secara droplet ….> reaksi jaringan. Stadium ini ditandai oleh peningkatan aliran darah dan peningkatan permiabilitas kapiler ditempat infeksi. Hal ini terjadi perpindahan eksudat plasma kedalam rauang intestinum sehingga terjadi pembengkakan dan edema antara kapielr dan alveolus.
Stadium hepaatisasi merah
Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh leukosit, fibrin, eritrosit, bakteri yang dihasilkan oleh penjamu sebagai bagian dari reaksi peradangan.
Stadium hepatisasi kelabu
Terjadi sewaktu sel-sel darah putih engkolonisasi bagian paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi diseluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositisi sisa-sisa sel.
Stadium resolusi
Terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel, fibrin dan bakteri telah dicerna dan makrofag, sel pembersih pada reaksi peradangan mendominasi.
INSIDENSI
1. Pneumonia virus lebih sering dijumpai dari pada pneumonia bakteri
2. Pneumonia streptolkokus paling sering terdapat pada 2 tahun pertama kehidupan pada 30% anak dengan pneumonia yang dari 3 bulan dan pada 70% anak dengan pneumonia yang berusia kurang dari 1 tahun.
3. Pneumonia pneumokokus mencakup 90% dari semua pneumonia.
4. Mikoplasma jarang menimbulkan pneumonia pneumonia pada anak yang berusia kurang dari 5 tahun; mereka berhubungan dengan 20% kasisu pneumonia yang didiagnosis pada pasien antara umur 16 dan 19 tahun.
5. Pneumonia akan terjadi lebih berat dan lebih sering pada bayi dan anak-anak kecil.
6. Virus sinsisium respiratori merupakan penyebab terbesar dari kasus pneumonia virus.
7. Infeksi virus saluran nafas adalah penyebab kematian kedua pada bayi dan anak kecil.
8. Pneumonia mikoplasma mencakup 10 sampai 20 % pneumonia yang dirawat di rumah sakit.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Pada umumnya pneumonia dibagi menurut dasar anatomis dan etiologi
Klasifikasi antomik
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia lobularis
3. Pneumonia Interstitial
4. Bronkopneumonia
Klasifikasi Etiologik
1. Pneumonia ec bakteri
2. Pneumonia ec virus
3. Pneumonia ec Mycoplasma
4. Pneumonia aspirasi
5. Pneumonia ec mikosis
GEJALA KLINIS
Tanda-tanda klinis utama termasuk hal-hal berikut ini :
1. Demam dan menggigil akibat proses peradangan
2. Batuk yang sering produktif dan purulen
3. Dispnea
4. Takipnea
5. Sianosis
6. Melemahnya suara nafas
7. Retraksi dinding toraks
8. Nafas cuping hidung
9. Nyeri abdomen (disebabkan oleh iritasi diafragma oleh paru terinfeksi di dekatnya)
10. Batuk paroksismal mirip pertusis (umumnya terjadi pada anak yang lebih kecil )
Gejala klinis sederhana Pneumonia (WHO)
1. Nafas cepat (takipnea)
2. < 2 month > 60 x/ menit
3. 2-12 month >50 x/menit
4. 1-5 years > 40 x/menit
5. Chest indrawing ( retraksi subkostal )
GAMBARAN RADIOLOGIS
1. Bronkopneumonia ( bercak infiltrate )
2. Pneumonia lobaris ( consolidation lobus )
3. Nodul, kavitas, abses ( pasien imunokompremais )
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Leukositosis
2. Usapan tenggorok
3. Biakan darah
4. Urin : kadang > albuminuria
Analisis gas darah dan keseimbangan asam basa
1. Hipoksemia (PaO2 < 80 mm Hg )
2. Gangguan ventilasi
3. Kegagalan ventilasi
4. Asidosis metabolik
PENATALKSANAAN
Penatalaksanaan pada pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum
1. Pneumonia berat
2. Rawat inap
3. Pemberian antibiotic
· Penisilin prokain, kloramfenikol
· Amoksisilin + asam klavulanat
· Sefalosporin
· Intra Venous
4. Fluid Drip (IVFD)
5. Oksigen
6. Deteksi dan tatalaksana komplikasi yang terjadi
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan medis mencakup memperbaiki oksigenasi dengan oksigen dan terapi pernafasan. Digunakan antibiotic secara IV untuk mengobati pneumonia bakteri berdasarkan kultur dan uji sinsifivita. Jika terjadi efusi pleura, mungkin diperlukan torasintesis atau drainase selang toraks.
KOMPLIKASI
1. Pneumonia interstisial menahun
2. Atelektasis segmental atau lobar kronik
3. Rusaknya jalan nafas
4. Efusi pleura (empysema)
5. Pneumothorax
6. Fibrosis paru
7. Bronkitits obliteratif dan bronkiolitis
8. Atelektasis persisten
9. Pyopneumotoraks
10. Pneumomediastinum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar