Kejang demam ialah bangkitan yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38 derajat celcius) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 5 tahun yaitu sekitar 2-5%, insiden tertinggi pada umr 18 bulan.
Terjanya bangkitan kejang demam bergantung kepada umur, tinggi serta cepatnya suhu meningkat (wegman, 1939; Prichard dan McGreal, 1958). Faktor hereditas juga
mempunyai peranan. Lennox-Buchthal (1971) berpendapat bahwa kepekaan terhadap bangkitan kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan dengan penetrasi yang tidak sempurna.PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau orhgan otak diperlukan suatu energy yang didapat dari metabolism. Bahan baku untuk metabolism otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat prose situ adalah oksidasi dimana melalui system kardiovaskuler. Jadi sumber energy otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam adlah lipoid dan permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial, yang disebut potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini dipelukan energy dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat dirubah oleh adanya :
· Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.
· Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya.
· Perubahan patofisiologis dari membran sendiri kerena penyakit atau keturunan.
Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membrane tadi, dengan akibat terjadinya lepas matan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membrane sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang seorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu.
MANIFESTASI KLINIS
· Demam, kejang dalam 24 jam pertama.
· Tonik, tonik klonik, klonik, fokal atau akinetik.
· Setelah kejang anak sadar.
· Modifikasi Livingston :
Ø Usia anak ketika kejang antara 6 bulan – 4 tahun.
Ø Kejang berlangsung hanya sebentar (<15 menit).
Ø Kejang bersifat umum.
Ø Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah demam.
Ø Tidak terdapat kelenjar neurologis sebelum dan sesudah kejang.
Ø EEG normal.
Ø Frequensi bangkitan kejang didalam 1 tahun tidak melebihi 4x.
KLASIFIKASI
· Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) ….> 80-90%
Ø Kejang tidak berlangsung lama (,15 menit).
Ø Umum, tonik klonik.
Ø Tidak berlangsung dalam 24 jam
· Kejang demam kompleks (complex febrile seizure)
Ø Kejang berlangsung lama (>15 menit).
Ø Kejang fokal/ parsial 1 sisi.
Ø Kejang berulaanag (> 2x) dalam 24 jam.
Faktor yang mempengaruhi ambang kejang.
Kejang
· Usia muda
· Demam tinggi
· Genetic
· Chemical
· Increased excitement
· Lack of sleep
· Scar of focus
· Unknown
Tidak kejang
· Usia >>
· Obat anti konvulsan
· Balanced lifestyle
MANAJEMEN ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
· Rawat inap ….> sering tidak diperlukan.
· Evaluasi penyebab demam …> haruddilakukan.
· Laboratorium
· Pungsi lumbal
Ø Menyingkirkan kemungkinan meningitis
Ø Harus : bayi < 12 bulan
Ø Dianjurkan : 12-18 bulan
Ø Tidak rutin : > 18 bulan.
· EEG
Ø Tidak direkomendasikan (KDS/KDK)
Ø Kejang demam tidak khas.
· CT Scan / MRI:
Tidak dianjurkan kecuali kejang dengan kelainan neurologis atau kejang fokal untuk mencari lesi organic di otak.
· Pengobatan kejang
Ø Diberikan diazepam rectal/ IV BB <10kg = 5mg IV, BB > 10kg = 10mg IV.
Ø Longgarkan pakaian
Ø O2
Ø Atur posisi tubuh untuk cegah aspirasi.
Ø Pengobatan rumatan setelah kejang diatasi dengan luminal / fenobarbital.
DIAGNOSIS BANDING
· Meningitis
· Ensefalitis
· Abses otak dll
PEMBERANTASAN KEJANG
PENANGGULANGAN KEJANG
Penobatan kejang demam terdiri dari profilaksis intermitten pada saat demam dan profilaksis terus menerus (jangka panjang)
· Profilaksis intermitten
Antipiretik
Kejang demam terjadi akibat adanya demam, maka tujuan utama pengobatan adalah mencegah demammeningkat.
Ø Pemberian obat panas parasetamol / asetaminofen 10-15 mg/kgBB/kali diberikan setiap 4 kali sehari.
Ø Ibuprpfen 10 mg/kgBB/kali diberikan 3 kali sehari.
Antikonvulsan pada saat demam
Ø Diazepam oral dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali, setiap 8 jam (di Indonesia 0,3-0,5 mg/kgBB/8 jam)
Ø Diazepam rectal dosis 0,5 mg/kgBB/kali, diberikan sebanyak 3 kali sehari.
· Profilaksis jangka panjang / pengobatan rumat
Indikasi
Ø Kejang lama (>15 menit).
Ø Terdapat kelainan neurologis nyata sebelum dan sesudah kejang.
Ø Kejang fokal
Ø Saudara kandung atau orang tua epilepsy.
Dipertimbangkan bila :
Ø Kejang berulang (> 2 kali) dalam 24 jam
Ø Kejang demam pertama pada umur < 12 bulan.
Lama pengobatan : 1 tahun kecuali pada kasus tertentu.
Jenis obat
Ø Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis.
Ø Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis.
PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang cepat dan tepat, prognosisnya baik dan tidak perlu menyebabkan kematian.
Factor resiko berulangnya kejang demam adalah :
· Riwayat kejang demam dalam keluarga
· Usia kurang da dari 18 bulan.
· Tingginya suhu badan saat kejang.
· Lamanya demam sebelum kejang
· Riwayat epilepsy dalam keluarga
Angka berulangnya kejang demam adlah 30-40%. Bila didapatkan 3 faktor resiko, resiko berulangnya adalah 80%, bila tidak ada resiko berulangnya 10-15%.
Faktor resiko terjadnya epilepsy
· Perkembangan saraf terganggu
· Kejang demam kompleks
· Riwayat epilepsy dalam keluarga.
Resiko kemungkinan menjadi epilepsy antara 4-6%.
Imunisasi
· Tidak ada kontribuindikasi imunisasi setelah kejanag demam
· Dianjurkan vaksin yang tidak menimbulkan demam
· Brikan penurun panas
· Sediakan diazepam rectal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar